COACHING SEBAGAI SOLUSI GURU DI MASA PANDEMI


Oleh : Seno
Coach/ Pendamping Pendidikan Guru Penggerak, Mahasiswa Pascasarjana UNNES.
e-mail : cahpengging@gmail.com/ seno@students.unnes.ac.id


Abad 21 telah membawa gelombang perubahan di dunia pendidikan yang sangat cepat, ditambah lagi masa pandemi covid 19 yang belum tahu kapan akan berakhir. Kedua faktor tersebut menuntut guru-guru di Indonesia untuk dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berjalan saat ini. Sebuah tatanan baru di dunia pendidikan harus dijalani. Kemampuan guru untuk survive dalam pelaksanakan pembelajaran sangat dibutuhkan.

Era Pendidikan 4.0 membutuhkan guru-guru yang memiliki skill di bidang digital dan teknologi karena hampir rata-rata pembelajaran dilaksanakan dengan sistem jarak jauh baik secara daring maupun luring. Selain itu revolusi industri 4,0 telah banyak mempengaruhi media pembelajaran yang berbasiskan digital, seperti pengembangan media pembelajaran dengan Augmentet Reality (AR),  virtual reality (VR) dan coding. Selain itu guru-guru juga harus mampu mengemas pembelajaran jarak jauh yang efektif, menarik dan tidak membosankan bagi siswanya. Guru yang mampu bertahan dalam melaksanakan pembelajaran daring adalah guru yang kreatif.

Di  era digital yang semakin cepat dan canggih, dibutuhkan guru yang mampu menyiapkan peserta didiknya agar mampu menghadapi tantangan dan memecahkan masalah dalam kehidupannya mendatang. Untuk meng-creat pembelajaran yang menarik, kreatif dan inovatif, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Disini dibutuhkan peran serta dan kolaborasi antar guru, praktisi pendidikan serta pemangku kepentingan. Dengan kolaborasi antar elemen pendidikan baik melalui berbagi praktik baik maupun melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran dapat menumbuhkan semangat guru untuk keluar dari "zona nyaman mereka".

Guru yang mampu keluar dari zona nyaman adalah guru yang akan dapat membawa proses perubahan pendidikan di Indonesia. Dalam melaksanakan proses perubahan, guru tentu membutuhkan seorang pendamping sebagai sorang Coach dalam mendampingi perjalannya. Kenapa guru-guru di abad ini membutuhkan coaching? pertama, mendorong guru agar dapat mengenali dan menggali potensi diri. Bagi lemabaga sekolah, guru adalah “aset” penting. Guru perlu diberi fasilitas untuk meningkatkan kinerjanya melalui coaching. Upaya ini dapat mendorong guru mengenali dan menggali potensi dirinya secara lebih dalam. Ketika guru mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya, ia akan dapat mengerti bagaimana mengembangkan potensi tersebut. Kompetensi guru akan meningkat. Tujuan ini tentu akan membawa guru ke level kinerja yang positif.

Kedua, membantu proses adaptasi guru. Tidak semua guru cakap dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya. Dalam proses adaptasi, tak jarang guru menghadapi tantangan dan  permasalahan dalam pembelajaran, seperti sulitnya memetakan karakter peserta didik, susah menjalin komunikasi dengan rekan kerja, maupun kewalahan menyerap banyaknya informasi yang masuk.

Melalui proses coaching, guru sebagai coachee bisa mengungkapkan masalah, hambatan yang ia hadapi kepada coach. Dari diskusi dengan coach, guru dapat memperoleh insight soal apa saja yang bisa ia lakukan untuk beradaptasi di lingkungan kerja dan akan terbantu dengan mengatasi sendiri permasalahannya.

Ketiga, membuat guru termotivasi bekerja dengan penuh komitmen. Guru tidak harus didorong lewat pemberian reward tertentu untuk mau bekerja dengan optimal. Kepuasan kerja yang dirasakan guru juga dapat menumbuhkan motivasi bekerja secara internal. Motivasi internal inilah yang membentuk komitmen kuat dalam diri guru. Dengan munculnya komitmen tersebut maka guru akan dapat menyelesaikan tanggung jawabnya tepat waktu.

Keempat, memberdayakan guru dalam pengambilan keputusan. Struktur organisasi dan birokrasi yang ketat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi guru tidak berani mengambil risiko dalam memutuskan sesuatu. Sedikit-sedikit harus menunggu persetujuan atasan dulu. Padahal, hal ini dapat memperlambat kinerja guru tersebut.  Proses coaching membuat guru sadar bahwa ia cukup berdaya dan mampu untuk mengambil suatu keputusan sesuai wewenang yang ia miliki.

Kelima, membantu guru membangun relasi harmonis. Relasi harmonis dalam komunitas mengajar menjadi salah satu kunci kesuksesan pribadi maupun organisasi. Proses coaching dapat mengeluarkan karakter baik dari diri seseorang guru, sehingga ia menjadi sosok guru yang mempunyai pribadi yang bersahabat dan menyenangkan.

Sudah saatnya pemangku kepentingan dan penyelenggara pendidikan memberikan fasilitas coaching kepada para guru. Dengan adanya coaching terhadap guru-guru di Indonesia dapat mendorong peningkatan kreatifitas, inovasi dan skill guru dalam menyongsong transformasi pendidikan di Indonesia, sehingga generasi emas pada Tahun 1945 dapat terwujud. (Sn).

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer